I found my puzzle

Alhamdulillah setelah kerumitan dan keriuwehan yang saya alami selama 1 bulan untuk mengurus berkas dan persiapan sidang BP4R, Akhirnya tanggal 3 Agustus 2018 kami melaksanakan sidang tersebut di Kantor Abang.

Saya yang saat itu sedang dinas di IGD RS, terpaksa pandai-pandai mengatur jadwal shift igd supaya bisa mengurus keperluan utk sidang di jam-jam kerja.

Mulai dari meminta surat ke RT, Kelurahan, kemudian mengurus Surat berkelakuan baik ke Kantor polisi, hingga cek kesehatan di RS bhayangkara. Belum lagi kami mesti bolak-balik mengunjungi ke daerah masing-masing hanya untuk foto gandeng dan menandatangani surat pernyataan dan lain sebagainya. Maklum, jika bukan saya yg sibuk..maka abg yg sibuk. Salah satu pihak akan mengalah agar pengurusan berkas cepat diselesaikan.

Dan di minggu akhir bulan Juli, Alhamdulillah berkas sudah beres dan tinggal di masukkan ke Kantor..qadarullah tak lama menunggu, dpt info utk sidang BP4R dilaksanakan bulan depannya tanggal 3. Saat itu saya sudah pindah dinas ke bangsal/ruangan..terpaksa minta tlg teman untuk mengcover ruangan selama saya pergi utk acara sidang.

Sidang dihadiri 7 pasang calon pengantin disertai orang tua masing-masing.
Alhamdulillah semua berjalan lancar.

Isi sidang dipenuhi oleh nasehat-nasehat dari komandan, terutama penekanan kepada calon istri agar paham akan profesi calon suaminya.
Semua yang pahit-pahit diutarakan disana, termasuk ketika calon suami ditugaskan BKO ke daerah konflik (bisa kembali selamat, sakit atau tdk kembali Sama sekali, naudzubillah), LDR dikarenakan tugas; resiko seperti hamil dan melahirkan tanpa didampingi suami. Dan masih banyak lagi.
Tentu saja hal ini sudah saya ketahui. Dari awal perkenalan saya sudah diwanti-wanti dan di shock teraphy oleh abg soal hal ini. Perlu waktu 8 minggu bagi saya untuk berpikir matang-matang tentang hal ini sampai akhirnya saya mantap untuk menerima segala resiko menjadi istrinya kelak.

Salah satu nasihat ibu bhayangkari saat sidang yang berkesan bagi saya, "jika suami akan pergi bertugas, doakan dia. Jangan banyak bertanya karena itu akan menambah beban pikiran nya. Suami anda itu sudah cukup stress dengan pekerjaan nya, cukup doakan saja ia agar pulang dengan Selamat".

Saya tidak tau pasti berapa lama sidang berlangsung, Karena hampir semua komandan yg hadir di persidangan itu turut memberi komentar atau nasehat. Ada 2 ibu bhayangkari di meja sebelah kiri, 3 komandan di meja depan kami dan 3 lagi di meja sebelah kanan kami.

Masing-masing pasangan diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri dan menceritakan awal mula pertemuan, hingga mantap memutuskan untuk menikah. Saya dan abg mendapat giliran ketiga dan kami hanya memberikan review singkat tentang hubungan kami yang juga singkat ini, lol.
Saat saya ditanya oleh komandan yg di depan, apa kesan saya terhadap pasangan dan kenapa saya bersedia dinikahi beliau, saya menjawab, "Abg ini adalah sosok yg mengayomi, Dia bisa menjadi ayah, kakak, abang, teman...saya suka dengan kepribadiannya".
Disusul dengan senyuman oleh si penanya, lol.

Jawaban saya itu tidak mengada-ngada atau berlebihan. Memang itu yang saya rasakan. Saya suka dengan beliau yang bisa mengkondisikan peran dan sikapnya di hadapan saya. Saya butuh paket lengkap di dalam diri satu orang. Sebagai seorang sulung dan anak laki2 satu2 nya, beliau mampu mengayomi dan memaklumi tingkah laku saya yang (seringkali) childish.

Ohya, tentu saja saya juga sengaja menjawab seperti itu agar kedua orang tua kami tau apa yang saya rasakan...
Ya..supaya ortu saya mikir,"wah..semoga calon mantu Ku ini bener2 bisa mengayomi anakku seperti apa yg anakku sampaikan"

Dan ortu calon pun mikir,"wah..ternyata si fani ini so sweet juga ya...semoga dia jd mantu yg baik"

Wkwkwkkwkwkwkwkw

Maklum saja, perkenalan dan pertemuan kami cukup singkat.. walaupun perlu berminggu-minggu juga bagi saya untuk meyakinkan hati bersuamikan seorang polisi (tak pernah terpikirkan atau terbesitkan sedikitpun dan tak pernah Ada keinginan sama sekali sebelumnya)

Maha besar Allah Yang membolak-balikkan hati hambaNya.
Saya dulu pengennya punya suami antara rekan se-profesi (dokter) atau ustadz Aja sekalian 😂

Alhamdulillah Allah memberi calon yg Insya Allah baik dan sesuai dengan apa yang saya butuhkan dan melebihi apa yg saya inginkan. Aamiin


Sekarang abang rasanya adalah jawaban mengapa tahun 2017 lalu proses perkenalan saya dgn calon-calon sebelumnya tidak ada yg pas di hati. Ada saja yang salah atau mengganjal. Ternyata potongan puzzle saya yg hilang ada di diri abg.
Yup. Saya memang pemilih atau picky untuk urusan ini. Mo beli hp, laptop atau barang lainnya aja kita sampe rela muter-muter toko atau nanya sedetail2nya tentang spec barang tersebut, masak untuk teman seumur hidup ga pilih2 sih?

Dan..untuk kapan waktu minimal kita yakin dengan pilihan kita?
Ya...saat kamu sudah tau gimana dia dan sifat aslinya dia. Caranya? Ya ketemu trus ngobrol. Kamu bisa liat gimana sikap dia saat menghadapi masalah, sikap dia ke orang lain (org yg lebih tua, anak-anak, org yg mungkin status sosialnya dibawah dia, etc).
Ga Ada aturan soal waktu.
Mau kamu udah kenal setahun atau 2 tahun tapi cuma lewat chat doang ya Sama Aja boong. Itu Masih blm keliatan.

Ohya...ada hal yg saya bilang pertama kali ke abang di awal perkenalan..saya ingin punya suami yg seperti papa. Sholat 5 waktunya selalu berjamaah di mesjid. Sanggup kah?

Dan saya juga bilang kalau saya masih ingin kerja dan jika Ada kesempatan ingin lanjut spesialis, diizinkan kah?

Alhamdulillah. Satu diantara dua itu (bahkan dua2nya) yg membuat calon saya yg dulu2 ragu.

Mari Kita tutup postingan Kali ini dengan doa :
Ya Rabby...Kami hanyalah Hamba Mu yang lemah, penuh khilaf dan dosa.
Ampuni segala kedzaliman yang kami ciptakan untuk diri dan pasangan kami.
Tuntun kami selalu untuk berbalik kepadaMu dan berharap akan ridho Mu Ya Allah..
Kami berencana, Engkau pun berencana..dan Engkaulah perencana terbaik.
Jadikan lah niat kami ini semata-mata hanya untuk beribadah kepada Mu.
Cintai dan ridhoi kami.
Semoga apa yang kami harapkan, sesuai dengan kehendak Mu.
Bantu kami agar bisa bersama-sama membesarkan generasi terbaik Islam di masa yang akan datang.
Kau lah Maha pengampun dan pengabul doa.
Aamiin ya rabbal alamiin.


Comments

Popular posts from this blog

Tangisan kucing? Hati-hati.

Terkenang

Resolusi 2018