(IN)DEPENDENCE

Merdeka..
Ketika kau berumur 17 tahun dan telah diakui negara memiliki hak suara demi kemajuan bangsa?

Merdeka..
Ketika kau diberi amanah oleh orangtuamu untuk menjalani kehidupan seorang diri tanpa intervensi?

Merdeka..
Ketika kau tidak lagi perduli akan pandangan apapun selama yang kau lakukan benar?

Merdeka..
Ketika kau bangun dengan perasaan puas karena tidurmu berkualitas?

Merdeka..
Ketika saos dari Spaghetti Bolognese lebih nyaman di lidahmu ketimbang sambal belacan dan kau tetap diapresiasi untuk hal itu?

Merdeka..
Ketika kau bebas menggantung Sang Saka di bawah terik untuk sekali dalam setahun?

Tidak, bung.
Kemerdekaan tidak sedangkal itu.

Anak-anak di daerah konflik yang tetap belajar meskipun roket kapan saja bisa menyerbunya jauh lebih merdeka daripadamu yang belajar karena terdesak atau terpaksa.
Mereka tahu, dengan Ilmu lah mereka bisa memajukan suatu bangsa, bukan sekedar Latah mengikuti pemilu tanpa sadar atas apa yg dipilih.

Lalu, kau pikir, hidupmu diatas kaki sendiri seorang diri adalah salah satu kemerdekaan?
HAHAH (MAAFKAN AKU TERBAHAK SEJENAK)

Tidak, sayang.
Lihatlah bagaimana pewaris tahta di kerajaan Inggris. Sejak dari kandungan, bayi, balita, kanak-kanak, hingga remaja ia telah dipersiapkan untuk sesuatu yg amat penting.
Tidak ada kemerdekaan yg direnggut, sayang. Justru ialah yang akan memastikan "kemerdekaan" tersebut bagi rakyatnya bila ia telah siap menjadi Raja atau Ratu di kemudian hari.

Dan ingatkah kau dengan hablumminannas?
Tidak akan tercapai kemuliaan hakiki bila kau mengabaikannya.
Meskipun yang kau sampaikan baik, apa jadi benar bila caranya salah?
Walaupun ia tetap sehat, apa ia akan bahagia bila hatinya terluka?

Merdeka bukan berarti melakukan pengabaian demi keegoisanmu.

Kemudian...tidur pulas yang kau gadang-gadangkan itu, benarkah salah satu wujud kemerdekaan?
Lantas apa kata yang tepat untuk seorang Hamba yang tidurnya hanya sekedar pelepas penat demi mengejar 1/3 malam dengan Tuhannya?
Tidak ada paksaan. Ia sendiri yang memilih. Karena ia merdeka dari "tuhan-tuhannya" yang lain.

Berkenaan dengan citarasa western yang kau banggakan di lidahmu yang timur, tidak serta merta membuat kau tampak sebagai manusia merdeka bila masih ada tetangga kelaparan di sebelah dinding rumahmu.

Terakhir, merdeka itu bukanlah berbangga-bangga menjejer tiang-tiang bendera di halaman rumah namun biasa saja melihat merah putih digunakan untuk membungkus perempuan sexy yang memamerkan paha mulusnya di salah satu baliho.

Tidak, kawan..

Comments

Popular posts from this blog

Tangisan kucing? Hati-hati.

Bimbang

Terkenang